Menghadapi Seorang Ponakan
Akhirnya setelah sekian abad, diumur yg ke-18 ini, saya akhirnya membuat blog. Selama ini saya hanya sebagai penikmat blog dengan menjadi pengunjung suatu blogspot saya. Perkenalan dulu, nama saya Filipus Riaman Napitu Saragih. Saya sekarang sedang berkuliah di Universitas Sumatera Utara, jurusan dan fakultas Psikologi...
Hmm.... Karena saya masih pemula akan hal-hal beginian, maka di postingan perdana saya, saya akan membahas keponakan saya...
Sebelumnya, saya akan menceritakan keluarga saya sekilas yg berhubungan dengan keponakan saya. Saya 3 bersaudara. Yg paling tua kakak saya, sudah bekerja dan menikah. Abang saya sudah bekerja juga, tapi belum menikah. Jadi tinggal saya seorang sendiri yg masih berkuliah. Intinya saya anak paling 'bontot'. Kakak saya dikaruniai 2 orang bidadari kecil bernama "Clairine Melody Athalia" dan kemudian disusul sang adik setahun kemudian "Sarah Nada Adriella". Kedua boru manik ini punya nama panggilannya sendiri. Sang kakak sering dipanggil "Melody" atau "Ody". Sedangkan sang adik sering dipanggil "Nada". Nama mereka melodius sekali ya...? Ini mungkin kebetulan karena orangtuanya pemain musik kali, ya..? Kebetulan mamanya pemain keyboard dan papanya pemain drum. Jadi mungkin beliau-beliau ini ingin agar anak-anak mereka menjadi penerus mereka suatu saat nanti.... :)
Nah, sekarang kembali ke topik awal judul tadi. Bagaimana saya sebagai paman atau tulang mereka (di adat batak), menghadapi keponakannya.... :'D
Wah luar biasa sekali, deh... Masing-masing punya keunikannya sendiri.
Sang kakak, sewaktu masa kecilnya, sangat murah senyum! Dan yg buat kaget, saat masih jalan ke 2 tahun, dia sudah bisa salam sambil cium tangan orang dan kiss bye ke orang sekitarnya yg masih baru dikenalinya. Hal ini yg membuat kami dan orang lain begitu gemas dengannya.
Beda dengan si adik, si adik malah wajahnya murung, memelas gitu... :') Membuat orang disekitarnya bertanya-tanya: "Kok, gitu wajahnya, dek....?" ; "Adek itu kenapa, ya..? Kok sedih gitu?" Awalnya si memang begitu... Mungkin karna si adik lebih gembul dan pipinya lebih tembem, makanya jarang senyum. Tapi sekali dapat feelnya, wah.... Ga kalah buat melting senyumnya. Yg saya posting itu foto sang adik by the way...
Menghadapi ke-2 Gadis cilik ini pun tidaklah se simple yg biasa kebanyakan orang pada umumnya bayangkan... Saat mereka lagi happy mood-nya masih bisa kita ikut happy juga sama mereka...
Tapi kalau mereka sudah nangis...apalagi pas tengah malam...? Beuh... Disitu kesabaran anda diuji. Tidak hanya itu, kita harus bisa membagi perhatian kita pada kedua gadis cilik ini, terutama agar si kakak yg bermur 2 tahun jalan ke 3 ini, ngga iri sama adiknya yg masih jalan ke-5 bulan ini...
Pada awalnya cukup melelahkan ya... Menghadapi mereka dimasa-masa rewelnya, meskipun saya sebenarnya cmb bantu-bantu doang... Lebih cape-an opung sama mami nya sih... :')
Tapi semuanya menjadi pengalaman sendiri yg berkesan bagi saya sendiri terutama. Bagaimana kita menghadapi dan mengatasi kerewelan mereka, dan dihadiri dengan senyuman atau tawa mereka, benar-benar suatu keping kebahagiaan hidup tersendiri. Mencoba mengatasi emosi kita terhadap ketidak-tahuan mereka, keingin-tahuan mereka, kecentilan mereka yg menggemaskan untuk saat ini :'v Semuanya menjadi kesan yg tak terlupakan....
Akhir kata, demikianlah pengalaman yang saya bagi tentang keponakan saya... Meskipun singkat, kiranya dapat memotivasi para pembaca agar tetap semangat menghadapi si buah hati, ataupun keponakan kita yg manis... :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar