Jumat, 03 Maret 2017

Contoh-Contoh Kasus Pembelajaran Klasik,Operan,dan Kognitif Dalam Kehidupan Sehari-hari



Mungkin banyak orang yang mengatakan bahwa belajar merupakan suatu aktifitas pemindahan informasi lewat kegiatan yang beruang lingkup tertentu seperti membaca, menulis, dan sebagainya. Namun, ternyata banyak hal yang telah kita dapat yang merupakan hasil dari kegiatan pembelajaran namun lewat cara yang berbeda. Learn from experiences. Istilah ini cocok untuk mendeskripsikan bahwa pembelajaran tidak hanya beruanglingkup pada kegiatan belajar formal, namun faktor-faktor eksternal lainnya juga ikut berperan terhadap pemahaman kita terhadap dunia. Sebelum kita melihat contoh-contoh Kasus Pembelajaran Klasik, operan dan kognitif dalam kehidupan sehari-hari. Mari kita telusuri beberapa metode dari jenis-jenis metode pembelajaran.

Defenisi Pembelajaran Klasik (Classical Conditioning)
·         Sebuah bentuk pembelajaran asosiatif dimana stimulus netral menjadi diasosiasikan dengan stimulus yang bermakna dan menimbulkan kemampuan untuk mengeluarkan respon yang serupa.
·         Perubahan perilaku yang terjadi akibat stimulus netral diasosiasikan dengan stimulus ilmiah.



Defenisi Pembelajaran Operan (Operant Conditioning)
·         Sebuah bentuk pembelajaran dimana konsekuensi-konsekuensi dari perilaku menghasilkan perubahan dalam probabilitas perilaku itu akan terulang lagi. Pembelajaran dimana konsekuensi dari perilaku mengarahkan pada probabilitas perilaku.



Defenisi pembelajaran Kognitif (Cognitive Learning)
Teori pembelajaran kognitif, merupakan salah satu teori belajar yang menyatakan bahwa “belajar merupakan suatu peristiwa mental yang berhubungan dengan berfikir, perhatian, persepsi, pemecahan masalah dan kesadaran”





CONTOH KASUS CLASSICAL CONDITIONING
  1. Iklan Pil kesehatan dan Kecantikan Mastin yang memiliki lagu yang terkesan unik sehingga tak jarang banyak orang yang menghapal lagu tersebut. Hal ini menjadi stimulus bagi para konsumen dan memengaruhi perilaku konsumen.
  2. Filipus mempunyai tetangga yang tinggal berdempetan dengan rumahnya. Filipus dan tetangganya sama-sama mempunyai mobil dan motor. Tapi Filipus dapat membedakan suara mana yang merupakan kendaraan milik keluarganya, mana yang merupakan suara kendaraan tetangganya.
  3. Suara adzan yang mengisyaratkan ke-5 waktu shalat wajib bagi para umat muslim
  4. Bunyi Bel di sekolah sebagai penanda waktu masuk sekolah, pergantian jam belajar, penanda waktu istirahat dan sebagai penanda waktu pulang
  5.  Pertunjukan atraksi Lumba-Lumba dimana selain dilatih, Lumba–Lumba tersebut diberikan stimulus berupa makanan untuk melakukan atraksi
CONTOH KASUS OPERANT CONDITIONING
  1. Arya sangat susah jika sudah waktunya makan siang. Dia tidak mau makan sampai harus berkejar-kejaran dengan sang ibu. Maka, sang ibu berjanji jika Arya dapat menghabiskan makan siangnya, ibu akan mengajaknya keliling naik kereta di mall pada malam harinya. (Positive Reinforcement)
  2. Saat Rosi duduk di kelas 6 SD, dia mendapat ranking 5. Melihat prestasinya, ayah mengatakan jika Rosi dapat menaikkan rankingnya sampai ranking 3 maka dia akan diberi sepatu sekolah yang baru. (Positive Reinforcement)
  3. Pak Sudin adalah guru yang disiplin dalam hal mendidik murid-muridnya, sehingga jika ada murid yang tidak membawa buku maka beliau akan segera memberikan hukuman pada murid tersebut. Tono lupa membawa buku saat pelajaran Pak Sudin sehingga dia diberi hukuman. Minggu depannya saat pelajaran Pak Sudin, Tono tidak lupa lagi untuk membawa buku. (Punishment)
  4. Seluruh murid kelas 2 SMP  diberikan tugas untuk memberikan laporan hasil pengamatan kecambah dari biji kacang hijau. Farah sudah menyelesaikan tugas dan mengumpulkannya dengan tepat waktu sehingga guru tidak lagi menegur Farah, sehingga dia makin sering mengerjakan tugas serta mengumpul tepat waktu. (Negative Reinforcement)
  5. Pada iklan Top Kopi dimana IwanFals (Primary Stimulus) yang merupakan sebuah penyanyi sekaligus public figure menyemboyankan “Jangan mengaku orang Indonesia kalau belum coba Top Kopi” (Secondary Stimulus). Hal ini akan membuat para konsumen akan mencoba produk Top Kopi, utamanya para pecinta IwanFals.


Contoh Teori Belajar Kognitif
Berikut contoh kasus teori belajar kognitif yang kita alami di kehidupan sehari-hari,
  1. Pada saat kita terbangun pagi karena bunyi beker, kita memutuskan tindakan apa yang kita lakukan, yaitu mematikan jam beker dan melanjutkan tidur lagi. Atau mematikan jam beker lalu beranjak dari tempat tidur dan mulai beraktifitas.
  2. Seorang penjelajah alam sedang berdiri menatap dua sisi jalan di hadapannya. Ia harus memutuskan jalan mana yang akan ia lalui agar cepat sampai kesungai karena ia sudah kehausan. Jalan yang pertama adalah jalan yang biasa dilalui penjelajah lain, tetapi jalan itu mengambil rute memutar dan lebih jauh dari jalan kedua. Jalan kedua, adalah jalan yang sama sekali belum dilewati oleh seorang pun. Tetapi jalan itu masih dipenuhi dengan semak belukar, suara air sungau yang bergemericik terdengar dari sisi jalan kedua ini. Si penjelajah pun memutuskan untuk memilih jalan yang kedua dengan pertimbangan, ia sudah sangat haus dan merasa lemas untuk menempuh perjalanan jauh lagi, ia juga mempunyai kapak di tangan yang bisa ia gunakan untuk membabat semak belukar tersebut. Ia pun memilih jalan  kedua.
  3. Seorang anak belajar menghitung menggunakan sempoa. Ia menganalogikan angka 1, 2, 3, dan seterusnya dengan jumlah bulatan atau batang pada sempoa. Sehingga anak itu bisa mengoperasikan penjumlahan dan pengurangan dengan benar memakai alat bantu hitung sempoa. Ini termasuk dalam tahap simbolik teori belajar milik Burner.
  4. Saat kita mengalami masalah dalam mencuci baju yang sudah kita rendam sebelumnya dikarenakan ada pemadaman listrik,  jadi kita tidak bisa menggunakan mesin cuci untuk mencuci baju kita. Maka kita akan memikirkan cara lain untuk mencuci baju tersebut yaitu dengan cara tradisional menggunakan sikat baju. Cara ini lebih dipilih dari pada menunggu listrik sampai hidup
  5. Seorang tuna netra yang dapat mengenal huruf tanpa melihat, dengan belajar huruf braille. Hanya dengan menggunakan indera peraba (jari-jari tangan) untuk meraba titik-titik timbul yang telah tersusun secara sistematis untuk mewakili huruf-huruf yang sebenarnya.

Kesimpulan:
  • Pembelajaran Operan (operant conditioning) adalah proses belajar yang mana perilaku atau respon yang mendapat penguatan berupa sesuatu yang disukai oleh individu akan cenderung diulang-ulang..
  • Teori belajar kognitif dalam proses pembelajaran, yaitu perubahan persepsi dan pemahaman yang tidak selalu dapat terlihat sebagai tingkah laku, menekankan pada gagasan bahwa pada bagian-bagian suatu situasi berhubungan dengan konteks seluruh situasi tersebut. Pengetahuan dibangun dalam diri seseorang melalui proses interaksi yang bersinambungan dengan lingkungan.
  • Penerapan classical conditioning merupakan metode perlakuan dalam merubah perilaku yang bersifat mal-adaptif dan merubahnya menjadi perilaku yang adaptif. 


Jadi, segala perilaku yang terjadi pada diri manusia semuanya berasal dari proses belajar yang berdasarkan pada pengalaman (Classical Conditioning), konsekuensi (Operant Conditioning),dan proses berfikir(Kognitif Learning).







Tidak ada komentar:

Posting Komentar