Rabu, 05 April 2017

Psikologi Pendidikan: Cara Mengajar Efektif



            Mengajar adalah hal yang kompleks dan karena murid-murid itu bervariasi, maka tidak ada cara tunggal untuk mengajar yang efektif untuk semua hal (Diaz, 1997). Guru harus menguasai berbagai perspektif, memiliki strategi pembelajaran, dan harus bisa mengaplikasikannya secara fleksibel. Untuk itu butuhkan dua hal utama yaitu:
1.      Pengetahuan dan Keahlian profesional, dan
2.      Komitmen dan motivasi

A.    Pengetahuan dan Keahlian Profesional
Guru yang efektif menguasai materi pelajaran dan keahlian atau keterampilan mengajar      yang baik. Guru yang efektif memiliki strategi pembelajaran yang baik dan didukung oleh metode penetapan tujuan, rancangan pengajaran, dan manajemen kelas. Mereka tahu bagaimana memotivasi, berkomunikasi, dan berhubungan secara efektif dengan murid-murid dari beragam latar belakang kultural. Mereka juga memahami cara menggunakan teknologi yang tepat guna di dalam kelas.

1.      Penguasaan Materi Pelajaran
Guru yang efektif harus berpengatahuan, fleksibel, dan memahami materi. Tentu saja, pengetahuan subjek materi bukan hanya mencakup fakta, istilah, dan mkonsep umum. Ini juga membutuhkan pengetahuan tentang dasar-dasar pengorganisasian materi, mengaitkan berbagai gagasan, cara berpikir dan berargumen, pola perubahan dalam satu mata pelajaran, kepercayaan tentang mata pelajaran, dan kemampuan untuk mengaitkan satu gagasan dari suatu disiplin ilmu ke disiplin ilmu lainnya.

2.      Strategi Pengajaran
Prinsip kontruktivisme adalah inti dari filsafat pendidikan William James dan John Dewey. Konstruktivisme menekankan agaar individu secara aktif menyusun dan membangun (to construct) pengetahuan dan pemahaman. Menurut pandangan konstruktivisme, guru bukan sekedar memberi informasi kepikiran anak, akan  tetapi guru harus mendorong anak untuk mengneksplorasi dunia mereka, menemukan pengetahuan, merenung,  dan berpikir secara kritis (Brooks & Brooks, 2001). Reformasi pendidikan dewasa ini semakin mengarah kepengajaran berdasarkan perspektif konstruktivisme ini. Penganut  konstruktivisme memandang bahwa pendidikan anak Amerika sudah terlalu lama dalam menekankan agar anak duduk diam, menjadi pendengar pasif, dan menyuruh anak menghafal informasi yang relevan maupun yang relevan.

3.      Penetapan Tujuan dan Keahlian Perencanaan Instruksional
Guru yang efektif tidak hanya sekadar mengajar di kelas, entah itu dia menggunakan perspektif tradisioanal atau konstruksivisme. Mereka harus menentukan tujuan pengajaran dan menyusun rencana unutk menncapai tujaun itu (Pintrich & Schunk, 2002). Mereka juga harus menyusun kriteria tertentu agar sukses. Mereka menghabiskan banyak waktu untuk menyusun rencana instruksional, mengorganisasikan pelajaran agar murid memraih hasil maksimal dari kegiatan belajarnya. Dalam menyusun renncana, guru memikirkan tentang cara agar pelajaran bisa menantang sekaligus menarik.

4.      Keahlian Manajemen Kelas
Aspek penting lain untuk menjadi guru yang efektif adalah mampu menjaga kelas tetap aktif bersama dan mengorienttasikan kelas ke tugas-tugas. Guru yang efektif membangun dan mempertahankan lingkungan belajar yang kondusif.

5.      Keahlian Motivasional
Guru yang efektif punya strategi yang baik untuk memotivasi murid agar mau belajar (Boekaerts, Pintrich & Zeidner, 2000; Stipek, 2002). Para ahli psikologi pendidikan semakin percaya bahwa motivas ini paling baik didorong dengan memberi kesempatan murid untuk belajar di dunia nyata, agar setiap murid berkesempatan menemui sesuatu yang baru dan sulit (Brophy, 1998). Guru yang efektif tahu bahwa murid akan termotivasi saat mereka bisa memilih sesuatu yang sesuai dengan minatnya. Guru yang baik akan memberi kesempatan murid untuk berpikir kreatif dan mendalam untuk proyek mereka sendiri  (Runco).


6.      Belajar Secara Efektif dengan Murid dari Latar Belakang Kultural yang Berlainan
di dunia yang saling berhubungan secara kultural ini, guru yang efektif harus mengnetahui dan memahami anak dengan latar belakang kultural yang berbeda-beda, dan sensitif terhadap kebutuhan mereka (Cushner, 2003; Johnson,2002; Johnson & Johnson, 2002; Spring 2002) guru yang efektif mendorong murid untuk menjalin hubungan positif dengan murid yang berbeda.
Persoalan kultural yang harus dipahami dengan baik oleh guru yang kompeten antara lain:
a.       Apakah saya mengetahui kekuatan dan kompleksitas pengaruh kultural terhadapa murid?
b.      Apakah penilaian saya tentang murid memang ada dasarnya secara kultural atau hanya prasangka?
c.       Apakah saya sudah melihat dari perspektif murid saya yang datang dari latar belakang kultural yang berbeda dengan saya?
d.      Apakah saya mengajarkan keahlian yang dibutuhkan murid untuk berbicara di kelas, terutama kepada murid mempunyai kultur yang jarang memberi peluang orang untuk berbicara “ di depan umum”.

7.      Keahlian Teknologi
Teknologi itu sendiri tidak selalu meningkatkan kemampuan belajar murid. Dibutuhkan syarat atau kondisi lain untuk menciptakan lingkungan belajar yang mendukung proses belajar murid (Earle, 2002; Sharp, 2002). Kondisi-kondisi ini antara lain (international Society for Technology in Education, 2001):
1.      Visi dan dukungan dari tokoh pendidikan
2.      Guru yang menguasai teknologi untuk pengajaran
3.      Standar dan isi kurikulum
4.      Penilaian efektivitas teknologi untuk pembelajaran, dan
5.      Memandang anak sebagai pembelajar yang aktif dan konstruktif.

Guru yang efektif mengembangkan keahlian teknologi dan mengintegrasikan komputer ke dalam proses belajar di kelas(Male, 2003). Integrasi ini harus disesuaikan dengan kebutuhan belajar murid, termasuk kebutuhan mempersiapkan murid untuk mencari pekerjaan di masa depan, yang akan sangat membutuhkan keahlian teknologi dan keahlian berbasis komputer (Maney, 1999).


B.     KOMITMEN DAN MOTIVASI

Menjadi guru yang efektif juga membutuhkan komitmen dan motivasi. Aspek ini mencakup sikap yang baik dan perhatian kepada murid. Guru yang efektif juga punya kekpercayaan diri terhadap kemampuan mereka dan tidak akan membiarkan emosi negatif melunturkan motivasi mereka. Dalam setiap pekerjaan, orang mudah berperilaku negatif. Semangat yang menggebu pada awal masa kerja bisa jadi berubah menjadi kejemuan. Setiap hari, guru yang efektif akan membawa sikap positif dan semangat ke dalam kelas. Sifat-sifat ini mudah menular dan membantu membuat kelas menjadi nyaman bagi murid.


Daftar Pustaka:
Santrock, J. W. (2004). Psikologi Pendidikan. jakarta: PRENAMEDIAGROUP.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar